Translasi Mata Uang Asing
0 Comments
MAKALAH TRANSLASI MATA UANG ASING
Nama : Syifa Fauziah
NPM : 28213765
Kelas : 4EB28
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
PENDAHULUAN
Translasi
mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya. Berbeda dengan konversi antar mata uang asing yang memiliki pengertian
pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik, translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang
terjadi dan ada transaksi terkait. Terdapat alasan dilakukannya translasi mata
uang asing, diantaranya:
- Perusahaan dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang informasi laporan kepada pembaca mengenai operasional perusahaan secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata uang.
- Berkomunikasi dengan peminat saham asing. Perusahaan yang melakukan translasi merupakan perusahaan yang dalam bentuk usaha terbuka sehingga laporan keungan dapat dibaca oleh masyarakat umum dengan mudah , sehingga dengan laporan keuangan yang sudah dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham pada perusahaan.
- Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
- Mencatat transaksi mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
- Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Translasi tidak harus dibuat oleh perusahaan induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang yang digunakan perusahaan induk. Namun apabila perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal (tidak memiliki anak perusahaan) maka perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas transaksi – transaksi dengan metode translasi yang berbeda.
PEMBAHASAN
Neraca
mata uang asing ditranslasikan terhadap padanannya mata uang domestik oleh
nilai mata uang domestik oleh nilai tukar mata uang asing : harga satu
buah unit mata uang diartikan dlam mata uang lainnya. Mata uang pada
perdagangan negara-negara utama dibeli dan dijual pada pasar global. Peserta
pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis,
individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi
modern. Dengan menyediakan tempat untuk para peminat dan penjual mata uang,
pasar translasi mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional
(seperti dari importir ke eksportir), memungkinkan pembelian internasional
secara kredit (seperti surat kuasa dari bank yang mengizinkan pengiriman barang
dengan pembayaran uang muka terlebih dahulu kepada pembeli baru ), serta
memberikan cara yang baik bagi individu ataupun perusahaan untuk berjaga-jaga
dari nilai mata uang yang tidak stabil. Transaksi mata uang asing bisa terjadi
langsung di pasar spot , pasar forward, atau pasar swap. Pembelian
atau penjualan mata uang lanngsung di tempat normalnya harus segera
disampaikan, yaitu sekitar dua hari kerja. Penukaran spot dan
forward untuk mata uang asing utama pada tiap hari kerja dapat ditemukan
pada bagian bisnis di banyak koran terkemuka. Kurs di pasar
spot dipengaruhi beberapa faktor, termasuk juga perbedaadn tingkat inflasi
antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah
tingkat ata uang selanjutnya. Kurs pada pasar spot terdapat bersifat langsung
atau pun tidak langsung. Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan
untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang
akan datang. Translasi pada pasar forward mendapatkan potongan atau
premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward. Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward mata uang. Para
investor sering kali menggunakan transaksi swap untuk mendapatkan untung dari
tingkat saham negara asing yang tinggi sementara juga simultan berjaga-jaga
terhadap pergerakan nilai tukar yang tidak stabil.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI
MATA UANG ASING
Terdapat
tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing
terhadap mata uang domestik, yaitu:
- Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
- Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
- Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan
karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi
oleh mata uang asing. Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata
uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain. Sebagai alasannya adalah
adanya gagasan mengenai mata uang fungsional. Mata uang fungsional suatu
perusahaan adalah mata uang utama yang digunakan untuk menjalankan bisnis ,
menghasilkan, dan menghabiskan kas. Berikut keadaan yang membenarkan penggunaan
mata uang local atau induk perusahaan sebagai mata uang fungsional:
KRITERIA MATA UANG FUNGSIONAL
|
||
Faktor Ekonomi
|
Mata Uang Lokal Sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata Uang Induk Perusahaan Sebagai Mata Uang Fungsional
|
Arus Kas
|
Menggunakan mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap
arus kas
|
Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan
dikembaliksm ke induk perusahaan
|
Harga Jual
|
Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar
dan di atur oleh kompetisi local
|
Responsif terhadap perubahan nilai tukar dan
dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga Pasar
|
Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang
local
|
Kebanyakan pada negara induk
dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran Biaya
|
Sering terjadi pada daerah local
|
Sangat berkaitan dengan faktor produktif yang di
berikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan mata uang local dan dilayani oleh operasional
local
|
Di berikan oleh induk perusahaan atau
bergantung pada induk perusahaan sgsr memenuhi kewajiban
jangka panjang
|
Internal Perusahaan
|
Jarang, tidak ekstensif
|
Sering kali dan transaksi yang ektensif
|
Perspektif Transaksi Tunggal
Pada
transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan
sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi
dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
Perspektif Transaksi Ganda
Pada
perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang
terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing , antara lain :
Single Rate Method
Berdasarkan
pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap
oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan
mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan
afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk
mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan
agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling
baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.
Karena
semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu
konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan
asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari
entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk
perkiraan- perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam
metode kurs berlaku.
Meskipun
menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku
dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan
keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang
saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan
perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta
tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit
pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan
mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat
dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva
diperoleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya
adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000;
dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5
= $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya
historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit
pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs
berlaku).
Metode
kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta
lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi
valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi
berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva
tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap
di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.
Multiple Rate Method
Metode-metode
kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses
translasi, diantaranya :
Metode berlaku-historis
Berdasarkan
pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain
sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak
di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan
induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar
ditranslasikan dengan kurs historis. Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban
depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing
bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang
akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai
kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.
Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini
kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai
aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara
klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses
transiasi.
Metode moneter-nonmoneter
Seperti
halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola
klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Karena item-item
moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan
item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik
ekivalen
yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
Metode Temporal
Menurut
pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi
pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini
tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur;
metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing,
misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian
aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki
pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan
akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain
diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi
(harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur
berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan),
seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi
waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang
ini.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Penangguhan
Perubahan
nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan
luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata
uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus
diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang
akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu
dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian
terhadap beban bunga.
Penangguhan parsial
Keuntungan
dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah
terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
Tidak ditangguhkan
Mengakui
keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin.
Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan
akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan
fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai
tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau
penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui.
PENGEMBANGAN AKUNTANSI DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa
perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:
Pra-1965
Praktik
translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting
Research Bulletin No. 43.
1965-1975
Translasi
mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs
saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6
dikeluarkan pada tahun 1965.
1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
GAMBARAN STANDAR NO.52 DAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Translasi
saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional Prosedur kurs saat ini yang
digunakan adalah:
- Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
- Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
- Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
- Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
- Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
- Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
Translasi
saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha
gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang
asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi
ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata
uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS
menggunakan metode kurs saat ini.
Permasalahan
Perhitungan
Permasalahan
perhitungan mengenai translasi mata uang biasanya terjadi pada beberapa bagian
berikut, yaitu:
- Perspektif Laporan
- Harga Perolehan
- Konsep Pendapatan
- Laba Terkelola
Translasi
Mata Uang Asing dan Inflasi
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah
biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung
oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh
inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas
keuntungan masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian
translasi atas aktiva tetap dalam mata uang. asing terhadap ekuitas pemegang
saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
METODE DAN PRAKTIK TRANSLASI DI LUAR AS
Masalah
pentranslasian valuta asing telah menjadi masalah global karena semakin banyak
entitas bisnis yang aktivitas operasinya melampaui batas nasional. Pengkajian
ketetapan-ketetapan translasi valuta asing dari negara yang dipilih diluar AS
sama dengan demikian akan berguna dalam memonitor bagaimana negara-negara lain
menangani masalah yang sukar diatasi ini.
Masyarakat Eropa
Directive ke-4 EC yang mengatur kandungan dan publikasi laporan
keuangan tahunan tidak menyatakan apa-apa mengenai metode-metode translasi
valuta yang harus diikuti dan bagaimana metode ini harus ditunjukka dalam
perkiraan. Directive ke-7 hanya mewajibkan pengungkapan kurs yang
digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo valuta asing. Karena tidak adanya
kewajiban definitive, kita harus melihat pada ketetapan-ketetapan, legislasi
dan praktik-praktik perusahaan nasional sebagai pedoman.
DENMARK
Hukum
Akuntansi Denmark (Regnskabsloven), dikeluarkan pada bulan Juni 1981,
mewajibkan perusahaan induk untuk menyiapkan laporan konsolidasi, meliputi
laporan perusahaan anaknya. Meskipun begitu, hukum tersebut tidak menentukan
metode translasi mana yang harus digunakan dalam mentranslasikan saldo valuta
asing.
Perusahaan multinasional Denmark umumnya memakai metode kurs berlaku, dengan penyesuaian-penyesuaian translasi mengalir langsung kedalam modal.
Perusahaan multinasional Denmark umumnya memakai metode kurs berlaku, dengan penyesuaian-penyesuaian translasi mengalir langsung kedalam modal.
Seperti
yang dijelaskan oleh Novo:
Aktiva
dan kewajiban dalam valuta asing ditranslasikan kedalam kroner Denmark memakai
kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Laporan keuangan persahaan anak di luar
negeri ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca bagi aktiva
dan kewajiban dan kurs data-data bagi item-item laba dan beban.
Keuntungan dan kerugian yang belum
terealisir dari kontrak yang masih ada pada tanggal neraca, yang tadinya dibeli
untuk meng-hedge fluktuasi valuta, mempengaruhi aktiva dan kewajiban
lancer yang didenominasi dalam valuta asing, diakui dalam laporan keuangan.
Semua penyesuaian pertukaran dicerminkan dalam laporan laba-rugi, pengecualian atas keuntungan dan kerugian pertukaran yang berasal dari:
Semua penyesuaian pertukaran dicerminkan dalam laporan laba-rugi, pengecualian atas keuntungan dan kerugian pertukaran yang berasal dari:
- Translasi aktiva neto perusahaan anak di luar negeri ada pada tanggal 1 Januari kedalalm kurs penutup tanggal 31 Desember dari tahun yang sama,
- Translasi laba atau rugi bersih perusahaan anak di luar negeri kedalam kurs yang berlaku pada tanggal neraca,
- Translasi pinjaman intra-perusahaan jangka panjang yang dianggap ekivalesn dengan penyertaan modal,
- Translasi penyertaan modal dalam perusahaan-perusahaan asosiasi dan perusahaan lain, yang langsung dimasukkan dalam cadangan revaluasi aktiva tetap di bawah dana pemegang dalam saham atau laba ditahan yang tidak dialokasikan.
PERANCIS
Standar akuntansi di Perancis merupakan
tanggung jawab dari National de la Compabilité, yang bertindak sebagai
badan konsultatif dalam penerapan standar akuntansi. berdasarkan plan item
moneter, kecuali surat-surat berharga yang dikuotasi di luar Perancis,
ditranslasikan memakai kurs berlaku. Keuntungan translasi dari piutang dan
hutang valuta asing dintunda dalam neraca. Kerugian translasi diakui saat itu
juga jika transaksi valuta tidak di-hedge. Dalam operasi yang sama,
keuntungan tranlasi boleh dinetokan dengan kerugian-translasi. Persediaan yang
ada di luar negeri dan dicatat dalam valuta asing ditranslasikan memakai kurs
rata-rata tertimbang bagi tiap kategori persediaan. Jika translasi memakai kurs
akhir tahun menghasilkan nilai franc ekivalen yang lebih rendah dibandingkan
dengan nilai franc yang dihasilkan seandainya yang digunakan adalah kurs
rata-rata tertimbang, provisi harus diciptakan untuk mengurangi saldo franc ke
jumlah yang lebih rendah. Aktiva tetap dan beban depresiasi yang terkait
ditranslasikan memakai kurs historis sedangkan hasil-hasil perdagangan
ditranslasikan memakai kurs harian yang sesuai.Praktik translasi Perancis
dewasa ini semakin condong ke metode kurs berlaku, dengan penyesuaian translasi
dimasukkan kedalam cadangan neraca.
JERMAN
Di
Jerman tidak ada kewajiban dari pemerintah atau akuntansi professional yang
berkenaan dengan proses translasi valuta asing. Institut der Wirtschaftsprüfer
merekomendasikan agar metode translasi yang digunakan serta penyesuaian
translasi yang timbul dari proses translasi diungkapkan.
Praktik-praktik
translasipersahaan Jerman umumnya mencerminkan variasi metode kurs berlaku
misalnya:
Schering mentranslasikan :
aktiva
tetap (selain pinjaman) dan depresiasi terkait memakai kurs historis dan aktiva
dan kewajiban lain memakai kurs tengah-pasar (kurs penutupan). Kurs impor
khusus diterapkan untuk mentranslasikan kewajiban yang terkait dengan impor.
Kecuali depresiasi, yang memakai kurs historis, item laba dan pengeluaran
ditranslasikan memakai kurs rata-rata dari tahun yang dimaksud. Perbedaan
translasi dimasukkan kedalam perkiraan laba-rugi.
Sedangkan Thyssen:
Aktiva
dan kewajiban dalam neraca perusahaan non-Jerman yang terkonsolidasi
ditranslasikan memakai kurs berlaku rata-rata, bagi beban dan laba dalam
laporan laba-rugi umumnya memakai kurs rata-rata tahunan. Laba bersih dan
perubahan dalam cadangan didasarkan pada kurs berlaku. Perbedaan translasi yang
timbul dari pemakaian kurs berlaku dan kurs rata-rata disajikan dalam Beban
operasi Lain-Lain atau Laba Operasi Lain-Lain.
BELANDA
Tidak
adanya aturan-aturan definitive yang mengatur translasi valuta asing untuk
tujuan konsolidasi, kita harus melihat model pelaporan Belanda sebagai pedoman.
Walaupun kurangnya pedoman dari pemerintah atau organisasi-organisasi profesi,
praktik traanslasi Belanda sangat serupa dengan sebagian besar perusahaan yang
memakai variasi dari metode kurs berlaku dan memasukkan kuntungan dan kerugian
pertukaran dalam cadangan. Jadi, sementara perusahaan-perusahaan seperti
Oce-van der Grinten dan Heineken mentranslasikan item-item neraca memakai kurs
akhir tahun, aktiva tak berwujud Elsevier ditranslasikan memakai kurs historis.
Praktik translasi dari Philips dijelaskan dibawah ini sebagai suatu standar
perbandingan.
Semua
saldo baluta sing dalam neraca telah ditranslasikan kedalam guilder memakai
kurs resmi pada tanggal neraca. Secara umum, kurs tengah (median)
digunakan untuk mentranslasikan valuta yang memiliki nilai tukar tetap dalam
hubungannya dengan guilder dan valuta lainnya.
Perbedaan
pertukaran yang timbul akibat fluktuasi kurs valuta asing yang digunakan untuk
merekonsiliasi saldo-saldo perkiraan, baik dari perkiraan intra-perusahaan
maupun dari perkiraan-perkiraan pihak ketiga, telah dimasukkan dalam laporan
laba-rugi konsolidasi.
Perbedaan
pertukaran yang timbul akibat translasi modal perusahaan anak diluar negeri
kedalam guilder telah dicatat sebagai perbedaan translasi kedalam modal.Dalam
laporan laba-rugi konsolidasi, jumlah yang dinyatakan untuk penjualan, beban,
dan hasil dari penyertaan luar negeri telah ditranslasikan ke guilder
berdasarkan kurs periode yang bersangkutan. Saldo akhir tahun dari
perkiraan-perkiraan laba bersih yang terkait telah ditranslasikan memakai
kurs-kurs yang digunakan dalam neraca. Hasil translasi akhir tahun dan laporan
laba-rugi konsolidasi langsung dicatat dalam modal.
INGGRIS
Praktik
translasi valuta di Inggris diatur oleh Statement of Strandard Accounting
Practice No. 20, dikeluarkan pada bulan April 1983. SSAP 20 menyerupai FAS
52 dalam banyak hal. Untuk translasi, operasi luar negeri yang merupakan
kelanjutan langsung dari perusahaan induk. Temporal diwajibkan bagi operasi
dependen. Keuntungan dan kerugian translasi direfleksikan dalam laba berjalan.
Metode kurs berlaku dipakai bagi perusahaan anak yang dianggap sangat
independen dari perusahaan induknya, keuntungan dan kerugian translasi dicatat
sebagai penyesuaian atau cadangan neraca.
Di
Inggris, praktik translasi mengikuti aturan. Perusahaan yang disurvey untuk
tujuan ini umumnya taat terhadap metode kurs berlaku dan memasukkan penyesuaian
translasi dalam modal konsolidasi. Dalam penyelesaian translasi adalah
keuntungan dan kerugian transakasi dari pinjama jangka panjang yang digunakan
untuk membiayai atau meng-hedge investasi dalam operasi luar negeri.
Negara-Negara Lain
KANADA
Dekatnya
kaitan bisnis antara Kanada dan AS, prinsip dan praktik akuntansi kedua negara
semakin hari semakin serupa. Perbedaan utama antara ketentuan AS dan Kanada
adalah bahwa aturan-aturan di Kanada mewajibkan:
- Keuntungan dan kerugian pertukaran yang berkaitan dengan item moneter jangka panjang yang didenominasikan dalam valuta asing, dan penyeseuaian yang timbul dari translasi item moneter jangka panjang operasi-operasi luar negeri yang terintegrasi, ditunda dan diamortisasikan selama umura ktiva dan kewajiban yang bersangkutan.
- Pajak penghasilan tertunda ditranslasikan memakai kurs historis.
JEPANG
Meningkatnya
investasi Jepang diluar negeri, Business Accounting Deliberation Council
jepang mengeluarkan, pada Juli 1979, suatu standar akuntansi bagi translasi
valuta asing. Yang menarik, ketetapan ini menggabungkan karateristik metode
temporal dan metode kurs berlaku-historis. Secara khusus, laporan keuangan
valuta sing harus ditranslasikan memakai kurs temporal kecuali aktiva dan
kewajiban jangka panjang, yang ditranslasikan memakai kurs historis. Selain
itu, keuntungan dan kerugian translasi dimasukkan kedalam perkiraan penyesuaian
translasi dalam seksi aktiva atau kewajiban dan neraca.
Dalam
mengkaji praktik-praktik pelaporan di Jepang, harus dibedakan antara perusahaan
yang mangikuti GAAP AS dengan perusahaan yang patuh pada prinsip yang diterima
umum di Jepang. Perusahaan yang mengikuti norma akuntansi AS seperti
Matsushita, Toshiba, Honda,dan Mitsubishi Electric, mempergunakan metode
temporal, dengan keuntungan dan kerugian translasidimasukkan dalam laba
berjalan. Perusahaan yang mengikuti GAAP Jepang memakai sejumlah metode yang
beragam, mencerminkan keragaman yang merupakan ciri praktik yang ada di Jepang
saat ini.
SWEDIA
Rekomendasi
yang dikeluarkan oleh Authorized Accountant Association (FAR) Swedia
tahun 1978 bagi translasi laporan keuangan baluta asing terus dipakai.
Berdasarkan rekomendasi, translasi menurut metode moneter-nonmoneter diterima
secara umum. Selain itu pada tahuun 21979, Financial Accounting Standars Board
(BFN) mengeluarkan sebuah usulan bagi rekomendasi baru yang didasarkan pada
metode kurs berlaku. Usulan perubahan hukum akuntansi, usulan rekomendasi baru
tersebut masih harus menantikan tindakan lebih lanjut setelah diajukan kepada
pemerintah.
Tren Dewasa Ini
Metode
kurs berlaku atau kurs penutup dewasa ini lebih lazim dipakai daripada metode
kurs berganda (multiple rates). Tetapi pengkajian yang lebih dalam menyiratkan
bahwa metode translasi global sebenarnya terbagi dalam 2 kecenderungan dasar.
Terdapat perbedaan Konseptual antara metode moneter-nonmoneter dan metode
temporal. Karena ini memang merupakan kasus yang berlaku dalam sebagian besar
negara, metode temporal sebenarnya merupakan metode yang lebih umum dari metode
moneter-nonmoneter. Sehingga jika keduanya disatukan, maka kelihatan sama
lazimnya dipakai seperti metode kurs berlaku.
Situasi
semacam ini bisa dilihat dalam upaya standarisasi akuntansi pada tingkat
internasional akhir-akhir ini. 46 negara anggota IASC, yang bermarkas di
London, telah mengeluarkan serangkaian ketetapan yang terus menerus, yang
ditujukan untuk mengharmonisasi standar akuntansi dan pelaporan. International
Accounting Standar No. 21 yang dikeluarkan baru-baru ini mendukung
pemakaian metode kurs berlaku atau metode temporal, tergantung pada
karateristik operasional dan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri.
KESIMPULAN
Translasi
mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya. Alasan dilakukannya translasi mata uang asing , yaitu :
- Mempersiapkan laporan keuangan gabungan;
- Berkomunikasi dengan peminat saham asing;
- Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang;
- Mencatat transaksi mata uang asing;
Mempersiapkan
laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global. Metode translasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk
menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam
mata uang domestik atau metode yang menggunakan berbagai macam kurs. Keuntungan
dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui, terdiri atas :
- Penangguhan;
- Pengangguhan dan Amortisasi;
- Penangguhan parsial;
- Tidak ditangguhkan.
Berdasarkan
Gambaran Standar No.52/Standar Akuntansi Internasional 21, translasi mata
uang asing dapat terjadi pada tiga keadaan, diantaranya adalah translasi
saat mata uang lokal adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang
induk perusahaan adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang asing
adalah mata uang fungsional. Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya
perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada
akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh
lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Choi,
Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.
2010: Salemba Empat.