MAKALAH STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL



Nama : Syifa Fauziah
NPM : 28213765
Kelas : 4EB28
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IFRS (Internasional Financial Reporting Standards) saat ini selalu menjadi pembahasan akuntansi dalam setiap forum akuntansi baik domestik, regional, maupun internasional. Pelaporan keuangan berbasis IFRS telah menjadi sorotan setiap negara, terutama untuk negara-negara maju dan berkembang. Perlahan-lahan negara-negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia melakukan konvergensi IFRS yang dinilai memiliki manfaat dalam peningkatan arus investasi global. Hal tersebut memungkinkan adanya kemudahan akses perusahaan domestik melakukan ekspansi secara internasional tanpa kesulitan atas penyesuaian laporan keuangan perusahaan tersebut nantinya di negara lain.
Konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup penghapusan mencakup penghapusan berbagai perbedaan secara perlahan melalui upaya kerja sama antara IASB (International Accounting Standard Board), penentu standar nasional, dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi persoalan akuntansi dan pelaporan. Meskipun terdapat istilah penghapusan dalam makna konvergensi, namun konvergensi bisa mencakup pembuatan standar baru yang belum tercantum dalam standar yang sudah ada.

Konvergensi Akuntansi mencakup konvergensi (1) standar akuntansi (yang membahas ukuran dan penyajian), (2) penyajian terkait penawaran surat berharga dan daftar bursa efek yang dibuat oleh perusahaan go public, dan (3) standar audit). Pada akhirnya konvergensi IFRS akan menghasilkan keseragaman dalam pelaporan keuangan di dunia internasional. Hal ini akan mempermudah pihak yang berwenang aktif dalam ruang lingkup pelaporan keuangan, baik pembuat standar, perusahaan, regulator, maupun auditor dalam memahami penerapan IFRS di berbagai negara sehingga sejalan dengan tuntutan pelaporan keuangan di era arus globalisasi yang kian berkembang pesat. Pemaparan singkat di atas melatarbelakangi tim penyusun untuk menyusun makalah berjudul “Standar Audit dan Akuntansi Global”. Judul tersebut diambil dari judul pada pertemuan ke-8 (tujuh) materi mata kuliah Teori Akuntansi.

B. Topik Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, tim penyusun membuat topik permasalahan terkait makalah “Standar Audit dan Akuntansi Global” sebagai berikut:
  • Apakah maksud dari konvergensi standar akuntansi?
  • Apa saja manfaat konvergensi akuntansi?
  • Apa saja peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional?
  • Apa saja organisasi-organisasi besar internasional yang mendukung konvergensi standar akuntansi?
  • Bagaimana organisasi-organisasi besar internasional yang mendukung konvergensi standar akuntansi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pemahaman pembaca terkait konvergensi standar akuntansi secara internasional. Tim penyusun mengharapkan pembahasan dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam memahami dan menganalisa perkembangan konvergensi standar akuntansi secara internasional dan dampaknya terhadap arus globalisasi.

PEMBAHASAN

A.    SURVEI KONVERGENSI INTERNASIONAL
1. Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, pada pertemuan IASB (International Accounting Standard Board) tanggal 28 September 2004 menyatakan bahwa dengan memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi dorongan bagi para badan standar akuntansi di setiap negara untuk mencoba menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek positif terhadap iklim investasi di negara masing-masing.

PricewaterhouseCoopers melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:
  • Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
  • Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
  • Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
  • Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
  • Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.

2. Kritik terhadap Standar Internasional
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai kritik. Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.

3. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas di seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi internasional, yang mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas negara.
Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

4. Evaluasi
Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.

B. BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
  • Tahun 1973: Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
  • Tahun 1976 : Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
  • Tahun 1977:  Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
  • Tahun 1977 : Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
  • Tahun 198 : London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
  • Tahun 1989: IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
  • Tahun 1996 : Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
  • Tahun 2001 :  Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
  • Tahun 2002: IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
  • Tahun 2003: European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
  • Tahun 2004  : Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
  • Tahun 2005: Menteri Keuangan CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
  • Tahun 2006: IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
  • Tahun 2007: SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.

C. IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI
1. International Accounting Standards Board (IASB)
Tujuan dari IASB adalah :
  • Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
  • Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
  • Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
  • Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

2. Commision of European Union (EU)
Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi anggotanya.
Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
  • Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
  • Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
  • Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar.

3. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari IOSCO adalah:
  • Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
  • Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
  • Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
  • Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.

4. International Federation of Accountants (IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan. 

5. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International   Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.

6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja. OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.

PENUTUP

A.      Kesimpulan
Konvergensi internasional saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di dunia internasional. Harmonisasi standar akuntansi setiap negara melalui IFRS menghasilkan kesalarasan pemahaman laporan keuangan dengan skala internasional. Banyak manfaat dan keuntungan dari penerapan IFRS di suatu negara, meskipun ada hambatan-hambatan dalam masa transasisi adopsi IFRS. IFRS tidak hanya menjadi standar akuntansi acuan di dunia internasional, namun menjadi pedoman dalam menyusun standar audit yang nantinya dapat berskala internasional pula.

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek.  Akuntansi Internasional Jilid 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat.

MAKALAH TRANSLASI MATA UANG ASING



Nama : Syifa Fauziah
NPM : 28213765
Kelas : 4EB28
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017

PENDAHULUAN
Translasi mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Berbeda dengan konversi antar mata uang asing yang memiliki pengertian pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik, translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait. Terdapat alasan dilakukannya translasi mata uang asing, diantaranya:
  1. Perusahaan dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang informasi laporan kepada  pembaca mengenai operasional perusahaan secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata uang.
  2. Berkomunikasi dengan peminat saham asing. Perusahaan yang melakukan translasi merupakan perusahaan yang dalam bentuk usaha terbuka sehingga laporan keungan dapat dibaca oleh masyarakat umum dengan mudah , sehingga dengan laporan keuangan yang sudah dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham pada perusahaan.
  3. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
  4. Mencatat transaksi mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
  5. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional  perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Translasi tidak harus dibuat oleh perusahaan induk, anak perusahaan dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang yang digunakan perusahaan induk.  Namun apabila perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal (tidak memiliki anak perusahaan) maka perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas transaksi – transaksi dengan metode translasi yang berbeda.

PEMBAHASAN
Neraca mata uang asing ditranslasikan terhadap padanannya mata uang domestik oleh nilai mata uang domestik oleh nilai tukar mata uang asing : harga satu  buah unit mata uang diartikan dlam mata uang lainnya. Mata uang pada perdagangan negara-negara utama dibeli dan dijual pada pasar global. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi modern. Dengan menyediakan tempat untuk para peminat dan penjual mata uang, pasar translasi mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (seperti dari importir ke eksportir), memungkinkan pembelian internasional secara kredit (seperti surat kuasa dari bank yang mengizinkan pengiriman barang dengan pembayaran uang muka terlebih dahulu kepada pembeli baru ), serta memberikan cara yang baik bagi individu ataupun perusahaan untuk berjaga-jaga dari nilai mata uang yang tidak stabil. Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot ,  pasar forward, atau pasar swap. Pembelian atau penjualan mata uang lanngsung di tempat normalnya harus segera disampaikan, yaitu sekitar dua hari kerja. Penukaran spot dan forward untuk mata uang asing utama pada tiap hari kerja dapat ditemukan pada bagian bisnis di banyak koran terkemuka. Kurs di  pasar spot dipengaruhi beberapa faktor, termasuk juga perbedaadn tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat ata uang selanjutnya. Kurs pada pasar spot terdapat bersifat langsung atau pun tidak langsung. Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Translasi  pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan  penjualan forward mata uang. Para investor sering kali menggunakan transaksi swap untuk mendapatkan untung dari tingkat saham negara asing yang tinggi sementara juga simultan berjaga-jaga terhadap pergerakan nilai tukar yang tidak stabil.

EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Terdapat tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik, yaitu:
  1. Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
  2. Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang  pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
  3. Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain. Sebagai alasannya adalah adanya gagasan mengenai mata uang fungsional. Mata uang fungsional suatu perusahaan adalah mata uang utama yang digunakan untuk menjalankan bisnis , menghasilkan, dan menghabiskan kas. Berikut keadaan yang membenarkan penggunaan mata uang local atau induk perusahaan sebagai mata uang fungsional:

KRITERIA MATA UANG FUNGSIONAL
Faktor Ekonomi
Mata Uang Lokal Sebagai Mata Uang Fungsional
Mata Uang Induk Perusahaan Sebagai Mata Uang Fungsional
Arus Kas
Menggunakan mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan dikembaliksm ke induk perusahaan
Harga Jual
Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan di atur oleh kompetisi local
Responsif terhadap  perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
Harga Pasar
Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
Kebanyakan pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
Anggaran Biaya
Sering terjadi pada daerah local
Sangat berkaitan dengan faktor produktif yang di  berikan dari induk  perusahaan
Keuangan
Menggunakan mata uang local dan dilayani oleh operasional local
Di berikan oleh induk  perusahaan atau  bergantung pada induk  perusahaan sgsr memenuhi kewajiban  jangka panjang
Internal Perusahaan
Jarang, tidak ekstensif
Sering kali dan transaksi yang ektensif

Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
Perspektif Transaksi Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan. 

TRANSLASI MATA UANG ASING 
Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing , antara lain :
Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan  bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.
Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan- perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs  berlaku.
Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs  berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan  pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan  perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit  pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva diperoleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari  perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).
Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal. 

Multiple Rate Method
Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi, diantaranya :
Metode berlaku-historis
Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan  perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis. Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang  bersangkutan diperoleh. Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi. 
Metode moneter-nonmoneter
Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik
ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
Metode Temporal
Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu  proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu,  beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini. 

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak  perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui.

PENGEMBANGAN AKUNTANSI DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting  Research Bulletin No. 43.
1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
1981-Sekarang
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52  pada tahun 1981.

GAMBARAN STANDAR NO.52 DAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah:
  1. Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
  2. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku  pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
  3. Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan  pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai. 
Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
  1. Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis. 
  2. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
  3. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam  pendapatan lancar.
Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini. 

Permasalahan Perhitungan
Permasalahan perhitungan mengenai translasi mata uang biasanya terjadi pada beberapa bagian berikut, yaitu:
  1. Perspektif Laporan
  2. Harga Perolehan
  3. Konsep Pendapatan 
  4.  Laba Terkelola
Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada  pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio  pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena  penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang. asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.

METODE DAN PRAKTIK TRANSLASI DI LUAR AS
Masalah pentranslasian valuta asing telah menjadi masalah global karena semakin banyak entitas bisnis yang aktivitas operasinya melampaui batas nasional. Pengkajian ketetapan-ketetapan translasi valuta asing dari negara yang dipilih diluar AS sama dengan demikian akan berguna dalam memonitor bagaimana negara-negara lain menangani masalah yang sukar diatasi ini.
Masyarakat Eropa
Directive ke-4 EC yang mengatur kandungan dan publikasi laporan keuangan tahunan tidak menyatakan apa-apa mengenai metode-metode translasi valuta yang harus diikuti dan bagaimana metode ini harus ditunjukka dalam perkiraan. Directive ke-7 hanya mewajibkan pengungkapan kurs yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo valuta asing. Karena tidak adanya kewajiban definitive, kita harus melihat pada ketetapan-ketetapan, legislasi dan praktik-praktik perusahaan nasional sebagai pedoman.
  
DENMARK
Hukum Akuntansi Denmark (Regnskabsloven), dikeluarkan pada bulan Juni 1981, mewajibkan perusahaan induk untuk menyiapkan laporan konsolidasi, meliputi laporan perusahaan anaknya. Meskipun begitu, hukum tersebut tidak menentukan metode translasi mana yang harus digunakan dalam mentranslasikan saldo valuta asing.
Perusahaan multinasional Denmark umumnya memakai metode kurs berlaku, dengan penyesuaian-penyesuaian translasi mengalir langsung kedalam modal.
Seperti yang dijelaskan oleh Novo:
Aktiva dan kewajiban dalam valuta asing ditranslasikan kedalam kroner Denmark memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Laporan keuangan persahaan anak di luar negeri ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca bagi aktiva dan kewajiban dan kurs data-data bagi item-item laba dan beban.
Keuntungan dan kerugian yang belum terealisir dari kontrak yang masih ada pada tanggal neraca, yang tadinya dibeli untuk meng-hedge fluktuasi valuta, mempengaruhi aktiva dan kewajiban lancer yang didenominasi dalam valuta asing, diakui dalam laporan keuangan.
Semua penyesuaian pertukaran dicerminkan dalam laporan laba-rugi, pengecualian atas keuntungan dan kerugian pertukaran yang berasal dari:

  1. Translasi aktiva neto perusahaan anak di luar negeri ada pada tanggal 1 Januari kedalalm kurs penutup tanggal 31 Desember dari tahun yang sama,
  2. Translasi laba atau rugi bersih perusahaan anak di luar negeri kedalam kurs yang berlaku pada tanggal neraca,
  3. Translasi pinjaman intra-perusahaan jangka panjang yang dianggap ekivalesn dengan penyertaan modal,
  4. Translasi penyertaan modal dalam perusahaan-perusahaan asosiasi dan perusahaan lain, yang langsung dimasukkan dalam cadangan revaluasi aktiva tetap di bawah dana pemegang dalam saham atau laba ditahan yang tidak dialokasikan.

PERANCIS

Standar akuntansi di Perancis merupakan tanggung jawab dari National de la Compabilité, yang bertindak sebagai badan konsultatif dalam penerapan standar akuntansi. berdasarkan plan item moneter, kecuali surat-surat berharga yang dikuotasi di luar Perancis, ditranslasikan memakai kurs berlaku. Keuntungan translasi dari piutang dan hutang valuta asing dintunda dalam neraca. Kerugian translasi diakui saat itu juga jika transaksi valuta tidak di-hedge. Dalam operasi yang sama, keuntungan tranlasi boleh dinetokan dengan kerugian-translasi. Persediaan yang ada di luar negeri dan dicatat dalam valuta asing ditranslasikan memakai kurs rata-rata tertimbang bagi tiap kategori persediaan. Jika translasi memakai kurs akhir tahun menghasilkan nilai franc ekivalen yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai franc yang dihasilkan seandainya yang digunakan adalah kurs rata-rata tertimbang, provisi harus diciptakan untuk mengurangi saldo franc ke jumlah yang lebih rendah. Aktiva tetap dan beban depresiasi yang terkait ditranslasikan memakai kurs historis sedangkan hasil-hasil perdagangan ditranslasikan memakai kurs harian yang sesuai.Praktik translasi Perancis dewasa ini semakin condong ke metode kurs berlaku, dengan penyesuaian translasi dimasukkan kedalam cadangan neraca.

JERMAN
Di Jerman tidak ada kewajiban dari pemerintah atau akuntansi professional yang berkenaan dengan proses translasi valuta asing. Institut der Wirtschaftsprüfer merekomendasikan agar metode translasi yang digunakan serta penyesuaian translasi yang timbul dari proses translasi diungkapkan.
Praktik-praktik translasipersahaan Jerman umumnya mencerminkan variasi metode kurs berlaku misalnya:
Schering mentranslasikan :
aktiva tetap (selain pinjaman) dan depresiasi terkait memakai kurs historis dan aktiva dan kewajiban lain memakai kurs tengah-pasar (kurs penutupan). Kurs impor khusus diterapkan untuk mentranslasikan kewajiban yang terkait dengan impor. Kecuali depresiasi, yang memakai kurs historis, item laba dan pengeluaran ditranslasikan memakai kurs rata-rata dari tahun yang dimaksud. Perbedaan translasi dimasukkan kedalam perkiraan laba-rugi.
Sedangkan Thyssen:
Aktiva dan kewajiban dalam neraca perusahaan non-Jerman yang terkonsolidasi ditranslasikan memakai kurs berlaku rata-rata, bagi beban dan laba dalam laporan laba-rugi umumnya memakai kurs rata-rata tahunan. Laba bersih dan perubahan dalam cadangan didasarkan pada kurs berlaku. Perbedaan translasi yang timbul dari pemakaian kurs berlaku dan kurs rata-rata disajikan dalam Beban operasi Lain-Lain atau Laba Operasi Lain-Lain.

BELANDA
Tidak adanya aturan-aturan definitive yang mengatur translasi valuta asing untuk tujuan konsolidasi, kita harus melihat model pelaporan Belanda sebagai pedoman. Walaupun kurangnya pedoman dari pemerintah atau organisasi-organisasi profesi, praktik traanslasi Belanda sangat serupa dengan sebagian besar perusahaan yang memakai variasi dari metode kurs berlaku dan memasukkan kuntungan dan kerugian pertukaran dalam cadangan. Jadi, sementara perusahaan-perusahaan seperti Oce-van der Grinten dan Heineken mentranslasikan item-item neraca memakai kurs akhir tahun, aktiva tak berwujud Elsevier ditranslasikan memakai kurs historis. Praktik translasi dari Philips dijelaskan dibawah ini sebagai suatu standar perbandingan.
Semua saldo baluta sing dalam neraca telah ditranslasikan kedalam guilder memakai kurs resmi pada tanggal neraca. Secara umum, kurs tengah (median) digunakan untuk mentranslasikan valuta yang memiliki nilai tukar tetap dalam hubungannya dengan guilder dan valuta lainnya.
Perbedaan pertukaran yang timbul akibat fluktuasi kurs valuta asing yang digunakan untuk merekonsiliasi saldo-saldo perkiraan, baik dari perkiraan intra-perusahaan maupun dari perkiraan-perkiraan pihak ketiga, telah dimasukkan dalam laporan laba-rugi konsolidasi.
Perbedaan pertukaran yang timbul akibat translasi modal perusahaan anak diluar negeri kedalam guilder telah dicatat sebagai perbedaan translasi kedalam modal.Dalam laporan laba-rugi konsolidasi, jumlah yang dinyatakan untuk penjualan, beban, dan hasil dari penyertaan luar negeri telah ditranslasikan ke guilder berdasarkan kurs periode yang bersangkutan. Saldo akhir tahun dari perkiraan-perkiraan laba bersih yang terkait telah ditranslasikan memakai kurs-kurs yang digunakan dalam neraca. Hasil translasi akhir tahun dan laporan laba-rugi konsolidasi langsung dicatat dalam modal.

INGGRIS
Praktik translasi valuta di Inggris diatur oleh Statement of Strandard Accounting Practice No. 20, dikeluarkan pada bulan April 1983. SSAP 20 menyerupai FAS 52 dalam banyak hal. Untuk translasi, operasi luar negeri yang merupakan kelanjutan langsung dari perusahaan induk. Temporal diwajibkan bagi operasi dependen. Keuntungan dan kerugian translasi direfleksikan dalam laba berjalan. Metode kurs berlaku dipakai bagi perusahaan anak yang dianggap sangat independen dari perusahaan induknya, keuntungan dan kerugian translasi dicatat sebagai penyesuaian atau cadangan neraca.
Di Inggris, praktik translasi mengikuti aturan. Perusahaan yang disurvey untuk tujuan ini umumnya taat terhadap metode kurs berlaku dan memasukkan penyesuaian translasi dalam modal konsolidasi. Dalam penyelesaian translasi adalah keuntungan dan kerugian transakasi dari pinjama jangka panjang yang digunakan untuk membiayai atau meng-hedge investasi dalam operasi luar negeri.

Negara-Negara Lain
KANADA
Dekatnya kaitan bisnis antara Kanada dan AS, prinsip dan praktik akuntansi kedua negara semakin hari semakin serupa. Perbedaan utama antara ketentuan AS dan Kanada adalah bahwa aturan-aturan di Kanada mewajibkan:
  1. Keuntungan dan kerugian pertukaran yang berkaitan dengan item moneter jangka panjang yang didenominasikan dalam valuta asing, dan penyeseuaian yang timbul dari translasi item moneter jangka panjang operasi-operasi luar negeri yang terintegrasi, ditunda dan diamortisasikan selama umura ktiva dan kewajiban yang bersangkutan.
  2. Pajak penghasilan tertunda ditranslasikan memakai kurs historis.
JEPANG
Meningkatnya investasi Jepang diluar negeri, Business Accounting Deliberation Council jepang mengeluarkan, pada Juli 1979, suatu standar akuntansi bagi translasi valuta asing. Yang menarik, ketetapan ini menggabungkan karateristik metode temporal dan metode kurs berlaku-historis. Secara khusus, laporan keuangan valuta sing harus ditranslasikan memakai kurs temporal kecuali aktiva dan kewajiban jangka panjang, yang ditranslasikan memakai kurs historis. Selain itu, keuntungan dan kerugian translasi dimasukkan kedalam perkiraan penyesuaian translasi dalam seksi aktiva atau kewajiban dan neraca.
Dalam mengkaji praktik-praktik pelaporan di Jepang, harus dibedakan antara perusahaan yang mangikuti GAAP AS dengan perusahaan yang patuh pada prinsip yang diterima umum di Jepang. Perusahaan yang mengikuti norma akuntansi AS seperti Matsushita, Toshiba, Honda,dan Mitsubishi Electric, mempergunakan metode temporal, dengan keuntungan dan kerugian translasidimasukkan dalam laba berjalan. Perusahaan yang mengikuti GAAP Jepang memakai sejumlah metode yang beragam, mencerminkan keragaman yang merupakan ciri praktik yang ada di Jepang saat ini.

SWEDIA
Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Authorized Accountant Association (FAR) Swedia tahun 1978 bagi translasi laporan keuangan baluta asing terus dipakai. Berdasarkan rekomendasi, translasi menurut metode moneter-nonmoneter diterima secara umum. Selain itu pada tahuun 21979, Financial Accounting Standars Board (BFN) mengeluarkan sebuah usulan bagi rekomendasi baru yang didasarkan pada metode kurs berlaku. Usulan perubahan hukum akuntansi, usulan rekomendasi baru tersebut masih harus menantikan tindakan lebih lanjut setelah diajukan kepada pemerintah.
           
Tren Dewasa Ini
Metode kurs berlaku atau kurs penutup dewasa ini lebih lazim dipakai daripada metode kurs berganda (multiple rates). Tetapi pengkajian yang lebih dalam menyiratkan bahwa metode translasi global sebenarnya terbagi dalam 2 kecenderungan dasar. Terdapat perbedaan Konseptual antara metode moneter-nonmoneter dan metode temporal. Karena ini memang merupakan kasus yang berlaku dalam sebagian besar negara, metode temporal sebenarnya merupakan metode yang lebih umum dari metode moneter-nonmoneter. Sehingga jika keduanya disatukan, maka kelihatan sama lazimnya dipakai seperti metode kurs berlaku.
Situasi semacam ini bisa dilihat dalam upaya standarisasi akuntansi pada tingkat internasional akhir-akhir ini. 46 negara anggota IASC, yang bermarkas di London, telah mengeluarkan serangkaian ketetapan yang terus menerus, yang ditujukan untuk mengharmonisasi standar akuntansi dan pelaporan. International Accounting Standar No. 21 yang dikeluarkan baru-baru ini mendukung pemakaian metode kurs berlaku atau metode temporal, tergantung pada karateristik operasional dan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri.

KESIMPULAN 
Translasi mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Alasan dilakukannya translasi mata uang asing , yaitu :
  1. Mempersiapkan laporan keuangan gabungan; 
  2. Berkomunikasi dengan peminat saham asing; 
  3. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; 
  4. Mencatat transaksi mata uang asing;
Mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik atau metode yang menggunakan berbagai macam kurs. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau  penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui, terdiri atas :
  1. Penangguhan;
  2. Pengangguhan dan Amortisasi;
  3. Penangguhan parsial;
  4. Tidak ditangguhkan.
Berdasarkan Gambaran Standar  No.52/Standar Akuntansi Internasional 21, translasi mata uang asing dapat terjadi  pada tiga keadaan, diantaranya adalah translasi saat mata uang lokal adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang induk perusahaan adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang asing adalah mata uang fungsional. Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya.

DAFTAR PUSTAKA 
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.